K3 LABORATORIUM KOMPUTER

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) in LAB Komputer

(Dibaca kemudian di ringkas, kemudian masing masing siswa membuat 5 pertanyaan serta jawaban dari materi ini)

1. 1.  Deskripsi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan  Kerja adalah  keselamatan  yang  berkaitan  dengan  mesin,  pesawat  alat  kerja,
bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan.  Keselamatan  Kerja juga  merupakan  sarana  utama  untuk  pencegahan  kecelakaan,
cacat, dan kematian sebagai akibat dari kecelakaan kerja.

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah :

Melindungi para pekerja dari kemungkinan –kemungkinan buruk yang mungkin terjadi akibat kecerobohan pekerja/siswaMemlihara kesehatan para pekerja/siswa untuk memperoleh hasil pekerjaan yang optimalMengurangi angka sakit/angka kematian diantara pekerja.Mencegah timbulnya penyakit menular dan penyakit-penyakit lain yang diakibatkan oleh sesama kerjaMembina dan meningkatkan kesehatan fisik maupun mentalMenjamin keselamatan setiap orang yang berada ditempat kerja

K3 in LAB Komputer

Komputer merupakan perangkat teknologi komunikasi dan informasi yang sering digunakan dewasa ini, karena komputer dapat melakukan hampir semua hal yang berhubungan dengan Teknologi komunikasi dan informasi.

Pada saat bekerja dengan komputer ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan bahkan keselamatan kita. Penelitian yang sudah dilakukan menyimpulkan bahwa komputer dapat menyebabkan penggunanya menderita nyeri otot dan tulang terutama bahu, pergelangan tangan, leher, punggung, pinggang bagian bawah, sakit ginjal, mata merah berair, bahkan gangguan penghilatan.

 

Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari efek negatif dari bekerja dengan komputer adalah :

Aturlah posisi tubuh saat bekerja dengan komputer sehingga kita merasa nyamanATurlah posisi perangkat komputer dan ruangan sehingga memberi tasa nyaman bagi kitaMakan, minum, dan istirahatlah yang cukupGerakkan bandan untuk mengurangi ketegangan otot dan pikiran, dan olahragalah secara teraturSesekali alihkan pandangan ke luar ruangan untuk meny egarkan mata

Mengatur posisi tubuh :

Posisi Kepala & Leher harus tegak lurus dengan wajah menghadap langsung ke komputer, jangan menengadah atau membungkukPosisi Punggung yang baik adalah tegak, tidak miring ke kanan atau kiri, tidak membungkuk dan tidak menyandar terlalu ke balakang, tempat duduk harus nyamanPosisi Pundak tidak terlalu terangkat dan tidak terlalu ke bawah, pastikan otot pundak kita tidak tegang.Posisi Lengan & Siku yang baik adalah apabila kita dapat mengetik dan menggunakan mouse dengan nyaman. Jangan meletakkan mouse/keyboard sejajar dengan tempat duduk kitaPosisi Kaki harus bebas, jangan bersenteuana dengan CPU apalagi perangkat listrik,  kaki harus diluruskan sesekali agar aliran darah lancar. Apabila posisi kaki bersila, maka harus sering diluruskan.

Mengatur Posisi Komputer

Posisi Monitor :

monitor harus diletakkan di tempat yang tidak memantulkan cahaya lainletakkan monitor lebih rendah dari garis horizontal mataaturlah cahaya monitor (contrast/brightness) agar tidak terlalu gelap dan terangsering-seringlah mengedipkan mata (minimal 5 detik setiap 10 menit), apabila mata terasa lelah pijitlah mata secara perlahan dan alihkan pandangan anda ke tampat lain

Posisi Keyboard : letakkan kerboar di tempat yang mudah dijangkau, jangan terlalu jauh dan terlalu dekat, jangan sampai posisi keyboard membuat anda harus membungkuk atau menegadah

Posisi Mouse : sama seperti keyboard, posisi mouse jangan terlalu jauh dan terlalu dekat, usahakan posisi mouse dan keyboar sejajar

Posisi Meja dan Kursi : Meja dan kursi harus berada dalam posisi yang membuat kita nyaman agar tidak membuat otot kita tegang atau kelelahan, kursi usahakan yang mempunyai busa dan mampunyai sandaran yang nyaman. Tinggi meja yang baik adalah 55-75 cm

 

Menghubungkan Perangkat, Menghidupkan, dan Mematikan Komputer

Langkah-langkah menghubungkan perangkat komputer :

Hubungkan kabel mouse dan keyboard ke colokan yang sesuai di chasis/ CPU, biasanya ujung kabel berwarna, sesuaikan dengan warnanya.Pasang kabel monitor, kabel monitor terdiri dari 2, kabel daya dan kabel dataHubungkan perangkat lain jika ada (printer, speaker, LAN)Hubungkan kabel power pada chasis/CPU ke stabilizerHubungkan kabel stabilizer ke listrik, dan hidupkan.

Cara Menghidupkan Komputer yang benar

Hidupkan stabilizerTekan tombol power pada CPU, tunggu sampai komputer selesai bootingBila komputer meminta user nam & password masukkan , bila tidak klik salah satuBila desktop sudah tampil dan piter mouse sudah muncul sebagai panah berarti kita sudah mulai bisa bekerja

Cara mematikan komputer yang benar :

Akhiri semua program yang dijalankanGerakkan pointer mouse ke atas tombol [start], kemudian KlikKlik [Turn Off] dibagian bawah menu yang tampilKemudian muncul kotak dialog Turn Off Computer, lalu klik tombol [Turn Off]Tunggu sampai komputer benar-benar matiLalu matikan Stabilizer.

Standar k3

Kesehatan  dan  Keselamatan  kerja  (K3)  pada  dasarnya  perupakan  bagian  penting  dalam  dunia  Usaha
dan  dunia  industri,  bagi  pekerja  K3  adalah  hak dan  kewajiban  sebagai  manusia  yang  dilindungi  saat
bekerja sedangkan Perusahaan memerlukan kreatifitas dan produktifitas yang tinggi untuk meningkatkan
kualitas  dan  kuantitas  produknya  dan  itu  akan  terpenuhi  jika  Keselamatan  dan  Kesehatan  Kerja
dilakasanakan dengan baik
Keselamatan dan Kesegahatan Kerja dibuat dengan tujuan:
1.  Melindungi  tenaga  kerja  atas  hak  keselamatannya  dalam  melakukan  pekerjaan  untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktifitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut
3. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien.

Kecelakaan
Kecelakaan  adalah  kejadian  yang  tidak  terduga  (tidak  ada  unsur  kesengajaan) dan  tidak  diharapkan
karena  mengakibatkan  kerugian,  baik  material  maupun  penderitaanbagi  yang  mengalaminya.  Oleh
karena itu, sabotase atau kriminal merupakan tindakan diluar lingkup kecelakaan yang sebenarnya.

Kerugian akibat kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan 5 kerugian (5K):
1. Kerusakan
2. Kekacauan organisasi
3. Keluhan dan kesedihan
4. Kelainan dan cacat
5. Kematian

Klasifikasi Kecelakaan

1. Menurut jenis kecelakaan:
a. Terjatuh
b. Tertimpa benda jatuh
c. Tertumbuk atau terkena benda lain kecuali benda jatuh
d. Terjepit oleh bende
e. Gerakan yang melebihi kemampuan Pengaruh suhu tinggi
g. Terkena sengatan arus listrik
h. Tersambar petir
i. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya
j. Terkena radiasi, dan lain-lain

2. Menurut sumber atau penyebab kecelakaan
a.   Dari  mesin:  pembangkit  tenaga,  mesin-mesin  penyalur,  pengerjaan  logam,  mesin  pertanian,
pertambangan, dan lainlain.
b. Alat angkut dan alat angkat: kreta, mobil, pesawat terbang, kapal laut, crane, dan sebagainya.
c.  Alat lain: bejana bertekanan, instalasi dan peralatan listrik, dan sebagainya.
d.  Bahan/zat berbahaya dan radiasi: bahan peledak, radiasi sinar UV, radiasi nuklir, debu dan gas
beracun, dan sebagainya.
e. Lingkungan kerja: di dalam/ di luar gedung, di bawah tanah

3. Menurut sifat luka atau kelainan
Patah tulang, memar, gegar otak, luka bakar, keracunan mendadak, akibat cuaca, dan sebagainya.
Dari  hasil  penelitian,  sebagian  besar  kecelakaan  (80%-85%)  disebabkan  oleh  kelalaian  manusia..
Kesalahan  tersebut bisa  disebabkan  oleh  perencana,  pekerja,  teknisi  pemeliharaan  &  perbaikan mesin
atau alat lainnya, instalatir listrik, dan bisa juga disebabkan oleh pengguna.

1. 2.  Keselamatan Kerja Berdasarkan OSHA

Tujuan  utama  dibentuknya  organisasi  keselamatan  kerja  ialah  untuk mengurangi  tingkat  kecelakaan,
sakit, cacat dan kematian akibat kerja, dengan lingkungan kerja yang bersih, sehat, aman dan nyaman.
Organisasi bisa dibentuk di tingkat pemerintah, perusahaan atau oleh kelompok atau serikat pekerja. Di
Amerika  Serikat,  organisasi  keselamatan  kerja  bagi  pekerja  swasta  dibentuk  dibawah  Departemen
tenaga kerja dan disebut OSHA (Occupational Safety and Health Administration).

OSHA membuat peraturan-peraturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Diagram
organisasi OSHA dapat dilihat pada Gambar 1.20. Organisasi ini terdiri dari 4 bagian:
1.  Bagian Perencanaan
2.  Bagian Operasi
3.  Bagian Logistik
4.  Bagian keuangan
.
Personil organisasi bisa terdiri dari pemerintah, kepolisian, dokter, psikolog, tenaga ahli teknik, ahli jiwa,
dan  sebagainya.  Di Indonesia,  organisasi pemerintah  yang  menangani  masalah  keselamatan  kerja  di
tingkat  pusat  dibentuk  dibawah  Direktorat  Pembinaan  Norma  Keselamatan  dan  Kesehatan  Kerja.
Disamping itu, organisasi semacam ini juga dibentuk di perusahaan-perusahaan, dan ikatan ahli tertentu.

1. 3.  identifikasi Gejala Kejutan Listrik (Electric Shock)

Bahaya listrik dibedakan menjadi dua, yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder.
Bahaya primer adalah bahaya-bahaya yang disebabkan oleh listrik secara langsung, seperti bahaya
sengatan listrik dan bahaya kebakaran atau ledakan (Gambar 1.1).

Sedangkan  bahaya  sekunder  adalah  bahaya-bahaya  yang  diakibatkan  listrik  secara  tidak  langsung.
Namun  bukan berarti  bahwa  akibat  yang ditimbulkannya  lebih  ringan  dari yang primer. Contoh  bahaya
sekunder antara lain adalah tubuh/bagian tubuh terbakar baik langsung maupun tidak langsung, jatuh

Bahaya Listrik bagi Manusia

Dampak sengatan listrik bagi manusia
Dampak sengatan listrik antara lain adalah:
Gagal  kerja  jantung  (Ventricular Fibrillation),  yaitu  berhentinya  denyut jantung  atau  denyutan  yang
sangat  lemah  sehingga  tidak  mampu  mensirkulasikan  darah  dengan  baik.  Untuk  mengembalikannya
perlu bantuan dari luar;
Gangguan pernafasan akibat kontraksi hebat (suffocation) yang dialami oleh paru-paru
Kerusakan sel tubuh akibat energi listrik yang mengalir di dalam tubuh,
Terbakar akibat efek panas dari listrik
.
Tiga faktor penentu tingkat bahaya listrik
Ada  tiga  faktor  yang  menentukan  tingkat bahaya  listrik  bagi  manusia,  yaitu tegangan  (V), arus  (I) dan
tahanan (R).

Ketiga  faktor  tersebut  saling  mempengaruhi  antara  satu  dan  lainnya  yang  ditunjukkan  dalam  hukum
Ohm, pada Gambar 1.3. Tegangan (V) dalam satuan volt (V) merupakan tegangan sistem jaringan
listrik  atau  sistem  tegangan  pada peralatan.  Arus  (I)  dalam  satuan  ampere (A)  atau  mili  amper  (mA)
adalah arus yang mengalir dalam rangkaian, dan tahanan (R) dalam satuan Ohm, kilo Ohm atau mega
Ohm adalah  nilai tahanan  atau  resistansi  total  saluran yang  tersambung  pada  sumber tegangan  listrik.
Sehingga berlaku:

Ru1 = Tahanan penghantar
RKi = Tahanan tubuh
Ru2 = Tahanan penghantar
Rk = Tahanan total
Rk =Ru1 + RKi + Ru2

Bila  dalam  hal  ini,  titik  perhatiannya  pada  unsur  manusia,  maka  selain  kabel  (penghantar),  sistem
pentanahan, dan bagian dari peralatan lain, tubuh kita termasuk bagian dari tahanan rangkaian tersebut
(Gambar 1.4).
Tingkat  bahaya  listrik  bagi manusia, salah  satu faktornya  ditentukan  oleh tinggi  rendah  arus  listrik  yang
mengalir ke  dalam  tubuh  kita.  Sedangkan kuantitas  arus  akan  ditentukan  oleh tegangan  dan  tahanan
tubuh manusia serta tahanan lain yang menjadi bagian dari saluran. Berarti peristiwa bahaya
listrik  berawal  dari  sistem tegangan yang  digunakan  untuk mengoperasikan alat.  Semakin  tinggi  sistem
tegangan yang  digunakan,  semakin  tinggi  pula tingkat  bahayanya.  Jaringan  listrik tegangan  rendah  di
Indonesia mempunyai  tegangan  seperti  yang ditunjukkan  pada  Gambar  1.5.  dan sistem  tegangan  yang
digunakan di Indonesia adalah: fasa-tunggal 220 V, dan fasa-tiga 220/380 V dengan
frekuensi 50 Hz.
Sistem tegangan ini sungguh sangat berbahaya bagi keselamatan manusia.

Proses TerjadinyaSengatan Listrik
Ada  dua  cara  listrik  bisa  menyengat tubuh  kita,  yaitu  melalui  sentuhan  langsung dan  tidak  langsung.
Bahaya sentuhan langsung merupakan akibat dari anggota tubuh bersentuhan langsung dengan bagian
yang bertegangan sedangkan bahaya sentuhan tidak langsung merupakan akibat dari adanya
tegangan  liar  yang terhubung  ke  bodi atau  selungkup  alat yang  terbuat  dari logam  (bukan  bagian  yang
bertegangan)  sehingga  bila  tersentuh  akan  mengakibatkan  sengatan  listrik.  Gambar  1.6 memberikan
ilustrasi tentang kedua bahaya ini.

1.3.4 Tiga faktor penentu keseriusan akibat sengatan listrik
Ada tiga faktor yang menentukan keseriusan sengatan listrik pada tubuh manusia, yaitu:
1.  besar arus,
2.  lintasanaliran,
3.  lama sengatan pada tubuh.

Besar arus listrik Besar arus yang mengalir dalam tubuh akan ditentukan oleh tegangan dan tahanan
tubuh. Tegangan tergantung sistem tegangan yang digunakan (Gambar 1.5), sedangkan tahanan tubuh
manusia bervariasi tergantung pada jenis, kelembaban/moistur kulit dan faktor-faktor lain seperti ukuran
tubuh, berat badan, dan lain sebagainya.
Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 k  (kulit kering) sampai 100   (kulit basah).
Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri antara 100– 500  .

Contoh:
Jika  tegangan  sistem  yang  digunakan adalah  220  V,  berapakah  kemungkinan arus  yang  mengalir  ke
dalam tubuh manusia?
Kondisi terjelek: – Tahanan tubuh adalah tahanan kontak kulit di tambah tahanan internal tubuh,
(Rk)=100  +100  = 200
– Arus yang mengalir ke tubuh: I = V/R = 220 V/200   = 1,1 A

Kondisi terbaik: – Tahanan Tubuh Rk= 1000 k
– I = 220 V/1000 k  = 0,22 mA.

Lintasan aliran arus dalam tubuh
Lintasan arus listrik dalam tubuh juga akan sangat menentukan tingkat akibat sengatan listrik.  Lintasan
yang  sangatberbahaya  adalah  yang  melewati  jantung,  dan  pusat  saraf  (otak).  Untuk  menghindari
kemungkinan  terburuk  adalah  apabila  kita  bekerja  pada  sistem  kelistrikan,  khususnya  yang  bersifat
ONLINE adalah sebagai berikut:
gunakan topi isolasi untuk menghindari kepala dari sentuhanlistrik,
gunakan  sepatu  yang  berisolasi  baik agar  kalau  terjadi  hubungan  listrik dari  anggota  tubuh  yang lain
tidak mengalir ke kaki agar jantung tidak dilalui arus listrik,
gunakan sarung tangan isolasi minimal untuk satu tangan untuk menghindari lintasan aliran ke jantung
bila terjadi sentuhan listrik melalui kedua tangan. Bila tidak, satu tangan untuk bekerja sedangkan tangan
yang satunya dimasukkan ke dalam saku.

Lama waktu sengatan
Lama  waktu  sengatan  listrik  ternyata sangat  menentukan  kefatalan  akibat sengatan  listrik.  Penemuan
faktor  ini  menjadi  petunjuk  yang  sangat  berharga  bagi  pengembangan  teknologi  proteksi  dan
keselamatan  listrik.  Semakin  lama  waktu  tubuh  dalam  sengatan  semakin  fatal  pengaruh  yang
diakibatkannya.
Oleh karena itu, yang menjadi ekspektasi dalam pengembangan teknologi adalah bagaimana bisa
membatasi  sengatan agar  dalam  waktu  sependek  mungkin.  Untuk  mengetahui  lebih  lanjut  tentang
pengaruh  besar dan lama waktu arus  sengatan  terhadap  tubuh gambar  ini  diperlihatkan bagaimana  pengaruh  sengatan  listrik terhadap  tubuh,  khususnya  yang  terkait

dengan dua faktor, yaitu besar dan lama arus listrik mengalir dalam tubuh.

Arus sengatan pada:
daerah 1 (sampai 0,5 mA) merupakan daerah aman dan belum terasakan oleh tubuh (arus mulai terasa
1-8 mA).
Daerah 2, merupakan daerah yang masih aman walaupun sudah memberikan dampak rasa pada tubuh
dari ringan sampai sedang walaupun masih belum menyebabkan gangguan kesehatan.
Daerah  3 sudah  berbahaya  bagi manusia  karena  akan  menimbulkan kejang-kejang/kontraksi  otot  dan
paruparu sehingga menimbulkan gangguan pernafasan.
Daerah 4 merupakan daerah yang sangat memungkinkan menimbulkan kematian si penderita.
Dalam  gambar  tersebut  juga  ditunjukkan karakteristik salah  satu  pengaman terhadap  bahaya  sengatan
listrik, di mana ada batasan kurang dari 30 mA dan waktu kurang dari 25 ms. Ini akan dibahas lebih lanjut
pada bagian proteksi.

Kondisi-kondisi berbahaya
Banyak  penyebab  bahaya  listrik  yang ada  dan  terjadi  di  sekitar  kita,  di  antaranya adalah  isolasi kabel
rusak,  bagian penghantar  terbuka,  sambungan  terminal yang  tidak  kencang Isolasi  kabel  yang  rusak
merupakan akibat dari sudah terlalu tuanya kabel dipakai atau karena sebab-sebab lain (teriris, terpuntir,
tergencet  oleh  benda berat  dll),  sehingga  ada bagian  yang terbuka  dan  kelihatan  penghantarnya atau
bahkan ada serabut hantaran yang menjuntai. Ini akan sangat berbahaya bagi yang secara tidak sengaja
menyentuhnya atau bila terkena ceceran air atau kotoran-kotoran lain bisa menimbulkan kebakaran.
Penghantar  yang  terbuka  biasa  terjadi  pada  daerah  titik-titik  sambungan  terminal  dan  akan  sangat
membahayakan bagi yang bekerja pada daerah tersebut, khususnya dari bahaya sentuhan langsung.

Sambungan  listrik  yang kendor  atau tidak  kencang,  walaupun  biasanya  tidak membahayakan  terhadap
sentuhan, namun akan menimbulkan efek pengelasan bila terjadi gerakan atau goyangan
sedikit.  Ini  kalau  dibiarkan  akan  merusak bagian  sambungan  dan  sangat memungkinkan  menimbulkan
potensi kebakaran.

a). Perencanaan
Keselamatan  kerja  hendaknya  sudah  diperhitungkan  sejak  tahap  perencanaan  berdirinya  organisasi
(sekolah, kantor, industri, perusahaan). Hal-hal yang perlu diperhitungkan antara lain: lokasi, fasilitas
penyimpanan, tempat pengolahan, pembuangan limbah, penerangan, dan sebagainya.
b) Ketatarumahtanggaan yang baik dan teratur.
•  Menempatkan  barang-barang  ditempat  yang  semestinya,  tidak menempatkan  barang  di  tempat  yang
digunakan untuk lalu-lintas orang dan jalur-jalur yang digunakan untuk penyelamatan kondisi darurat.
•  Menjaga  kebersihan  lingkungan  dari  barang/bahan  berbahaya, misalnya  hindari  tumpahan  oli  pada
lantai atau jalur lalulintas pejalan kaki.

c). Pakaian Kerja
• Hindari pakaian yang terlalu longgar, banyak tali, baju berdasi, baju sobek, kunci/ gelang berantai, jika
anda  bekerja  dengan barang-barang  yang  berputar  atau  mesin-mesin  yang  bergerak misalnya  mesin
penggilingan,  mesin  pintal,  dan  sebagainya  •  Hindari  pakaian  dari  bahan  seluloid  jika  anda  bekerja
dengan bahan-bahan yang mudah meledak atau mudah terbakar. • Hindari membawa atau menyimpan
di kantong baju barang-barang yang runcing, benda tajam, bahan yang mudah meledak,dan atau cairan
yang mudah terbakar.

d). Peralatan Perlindungan Diri
1. Kacamata.  Gunakan  kacamata  yang  sesuai  dengan  pekerjaan yang  anda  tangani,  misalnya  untuk
pekerjaan  las  diperlukan  kacamata  dengan  kaca  yang  dapat  menyaring  sinar  las;  kacamata  renang
digunakan untuk melindungi mata dari air dan zatzat berbahaya yang terkandung di dalam air.
2. Sepatu. Gunakan sepatu yang dapat melindungi kaki dari beban berat yang menimpa kaki, paku atau
benda tajam lain, logam, benda pijar dan asam yang mungkin terinjak. Sepatu untuk pekerja listrik harus
berbahan non-konduktor, tanpa paku logam.
3. Sarung tangan. Gunakan sarung tangan yang tidak menghalangi gerak jari dan tangan. Pilih sarung
tangan dengan bahan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditangani, misalnya sarung tangan untuk
melindungi  diri  dari  tusukan  atau  sayatan, bahan  kimia  berbahaya,  panas,  sengatan  listrik,  atau  radiasi
tentu berbeda bahannya.

4. Helm pengaman. Gunakan topi yang dapat melindungi kepala dari tertimpa benda jatuh atau benda
lain yang bergerak, tetapi tetap ringan.
5. Alat perlindungan telinga untuk melindungi pekerja dari kebisingan, benda bergerak, percikan bahan
berbahaya.
6. Alat perlindungan paru-paru, untuk melindungi pekerja dari bahaya polusi udara, gas beracun, atau
kemungkinan dari kekurangan oksigen.
7. Alat perlindungan lainnya, seperti tali pengaman untuk melindungi pekerja dari kemungkinan terjatuh

1. 5.  Alat Dan Perlengkapan Pemadam Kebakaran

a). Penaggulangan Kebakaran
• Jangan membuang puntung rokok yang masih menyala di tempat-tempat yang mengandung bahan
yang mudah terbakar, misalnya di SPBU, di lingkungan hutan, di tempat penyimpanan bahan kimia,
dan sebagainya.
•  Hilangkan  sumber-sumber  menyala  ditempat  terbuka,  seperti  rokok  yang  menyala,  nyala  api,
logam pijar di dekat bejana yang masih mengandung bahan yang mudah meledak, listrik statis yang
bisa menimbulkan percikan bunga api, gesekan benda yang akan menimbulkan panas dan percikan
bunga api.
•  Hindari  awan  debu  yang  mudah  meledak  dengan  membangun pabrik  bebas  debu,  pemasangan
ventilasi yang baik, sehingga aliran debu bisa keluar dengan baik, menjaga lingkungan industri tetap
bersih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fetching, decoding , dan excecuting

Sesion initial Protocol